MANUSIA DAN
KEADILAN
1.
PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan
manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung
ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Keadilan oleh Plato di proyeksikann pada diri manusia sehingga
yang dikatakan adil adalh orang yang mengendalikan diri dan perasaanya
dikendalikan oleh akal.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya .
menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan
melalaikan kewajiban maka tidak akan terrealisasi antara keadilan yang ingin
kita dapatkan.
1.
KEADILAN SOSIAL
Keadilan sosial adalah sesuatu yang seharusnya didapatkan oleh
seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan sila ke 5 Undang Undang Dasar 1945.
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakatIndonesia.
Yakni dengan beberapa sikap
1.
Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan
2.
Sikap suka bekerja keras
3.
Suka member pertolongan kepada masyarakt yang memerlukan
4.
Sikap menghargai kerja keras orang lain yang bermanfaat
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan setiap
hari.
1.
KEJUJURAN
Kejujuran artinya dikatakan sesuai hati nurani dan sesuai fakta
yang berlaku. Barang siapa berkata jujur serta bertindak dengan kenyataan
artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang berkata jujur adalah lebih
baik daripada pandai namun mendustakan. Kejujuran sangat berkaitan dengan hati
nurani seseorang. Jika kejujuran sudah dipupuk sejak usia dini maka akan
terrealisasi pula kejujuran yang mendarah dagig itu.
Bagi seniman kejujuran dan kebohongan menjadi kreatifitas tanpa
batas. Kejujuran dan ketidakjujuran adalah hal yang berkaitan dengan hati
nurani. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan uji kretifitas yang memakai objek
manusia sebagai subjeknya dan kejujuran yang berbeda beda di tiap kalangan manusia.
1.
KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau
curang itu sendiri telah menjadi darah daging dalam diri sendiri. Kecurangan
biasanya kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kecurangan menyebabkan ketamakan dan serakah dalam diri sendiri.
Bermacam macam sebab melakukan kecurangan ditinjau dari penyebabnya yakni :
1.
Kenyataan tidak sesuai yang diharapkan
2.
Keserakahan yang merajalalela
3.
Merasa dirugikan
4.
Keinginan balas dendam
5.
Merasa paling benar dalam segala hal
1.
PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan salah satu tujuan manusia hidup. Nama baik
adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati hati agar
namanya tetap baik. Lebih lebih ketika ia menjadi suri tauladan bagi warganya
tersendiri.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik adalah tingkatan dari
perbuataan yang ia lakukan.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada
hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia,yaitu:
1.
Manusia menurut sifat dasarnya adalah mahluk moral
2.
Ada aturan aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi untuk
mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
1.
PEMBALASAN
Pembalsaan adalah ialah suatu reaksi atas perbuatan ortang lain.
Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang,tingkah
laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial dan mahluk bermoral.
Ia akan membalskan sesuatu yang menurutnya perlu mendapat balasaanya. Entah itu
dalam hal kebaikan atau dalam hal lainnya. Mereka selalu menginkan adanya
pembalasan
CONTOH KASUS
Contoh kasus kali ini adalah suatu putusan
dipengadilan mengenai vonis seorang nenek yang mencuri sandal jepit divonis
lebih lama dibandingkan dengan kruptor yang menghabiskan banyak uang Negara.
Hal ini merupakan contoh ketidakadilan yang didapatkan dari warga kurang mampu
yang dapat ditinjau ulang akan semua halnya.
Post a Comment